Debut anak Robin van Persie, Shaqueel van Persie, di Eredivisie langsung menjadi sorotan. Penampilannya yang cukup impresif menuai banyak pujian, namun di saat bersamaan, muncul pula tudingan nepotisme yang menyeret nama sang legenda Belanda tersebut.
Situasi ini menciptakan perdebatan besar di kalangan publik dan media: apakah Shaqueel memang layak tampil di level tertinggi, ataukah ia mendapat “karpet merah” karena nama besar ayahnya?
Debut yang Menjanjikan
Dalam laga debutnya, Shaqueel tampil penuh percaya diri. Pergerakannya di lini depan terlihat matang untuk pemain seusianya. Ia beberapa kali menciptakan peluang dan memperlihatkan teknik dasar yang solid.
Penampilan itu membuat sejumlah analis menilai bahwa Shaqueel memiliki bakat alami yang tidak kalah dari generasi muda lainnya.
Pujian Mengalir Deras
Sejumlah legenda dan pelatih mengapresiasi performanya. Mereka menilai bahwa Shaqueel menunjukkan:
-
Kontrol bola yang baik
-
Pemahaman taktik yang matang
-
Ketajaman dalam membaca ruang
-
Karakter kompetitif yang positif
Pujian ini membuat harapan terhadap perkembangan kariernya semakin besar.
Namun Kontroversi Tidak Bisa Dihindari
Meski tampil menjanjikan, tudingan nepotisme tetap muncul. Publik menilai bahwa statusnya sebagai putra Robin van Persie membuka jalan lebih cepat menuju panggung utama Eredivisie.
Beberapa kritik mempertanyakan:
-
Apakah ia mendapatkan menit bermain terlalu dini?
-
Apakah ada pemain muda lain yang lebih pantas diberi kesempatan?
-
Sejauh mana peran ayahnya dalam mempercepat proses promosi?
Kontroversi ini menjadi topik panas di Belanda, terlebih Robin kini juga terjun di dunia kepelatihan dan punya pengaruh besar dalam ekosistem sepak bola negeri tersebut.
Robin van Persie Menanggapi
Robin van Persie disebut tetap tenang menanggapi isu tersebut. Ia menegaskan bahwa semua pencapaian Shaqueel adalah hasil kerja keras, bukan hadiah. Ia tidak ingin karier sang anak dinilai berdasarkan nama belakang, melainkan performa di lapangan.
Shaqueel Harus Buktikan Diri
Pada akhirnya, beban terbesar ada pada Shaqueel. Debut yang bagus hanyalah awal. Ia harus membuktikan bahwa dirinya layak bersaing di Eredivisie tanpa bayang-bayang ayahnya.
Pertanyaannya: apakah ia akan menjadi pemain besar baru bagi Belanda, atau tenggelam di balik ekspektasi publik?
