Harapan besar mengiringi kedatangan Florian Wirtz ke Liverpool. Sang playmaker muda Jerman itu diboyong dengan reputasi sebagai salah satu talenta paling kreatif di Eropa. Namun hingga memasuki laga ke-13 bersama The Reds di Premier League, catatannya masih mengejutkan: 0 gol dan 0 assist.
Statistik tersebut memunculkan pertanyaan besar—apakah Wirtz belum menemukan ritmenya, atau Liverpool yang belum mampu memaksimalkan potensinya?
Adaptasi yang Tidak Semudah Prediksi
Wirtz datang ke Premier League dengan gaya bermain yang sangat berbeda dari Bundesliga. Di Bayer Leverkusen, ia bergerak bebas sebagai motor serangan, diberi ruang untuk berkreasi, dan dilayani sistem yang dibangun khusus untuk menonjolkan kelebihannya.
Di Liverpool, perannya justru lebih terikat pada struktur permainan dan pressing yang menuntut intensitas tinggi. Situasi ini membuatnya belum dapat leluasa memainkan kreativitas seperti biasanya.
Perubahan Taktik Liverpool Menghambat Performa
Liverpool tengah berada dalam fase transisi taktik. Sejak pergantian pelatih dan perombakan komposisi lini tengah, ritme serangan The Reds sering terlihat tidak stabil. Wirtz pun menjadi korban dari kurangnya koneksi antarlini, terutama di sekitar sepertiga akhir lapangan.
-
Kombinasi dengan penyerang belum klik
-
Terlalu sering turun menjemput bola
-
Minim ruang eksplorasi di area favoritnya
Tekanan Besar Seiring Harga dan Ekspektasi
Sebagai pemain yang datang dengan nilai tinggi dan reputasi gemilang, Wirtz langsung membawa ekspektasi besar. Tekanan untuk memberikan dampak instan menjadi tantangan tersendiri, terlebih ketika performa tim secara umum juga menurun.
Bukan Tanpa Sisi Positif
Meski catatan gol dan assist masih nol, kontribusi Wirtz tidak sepenuhnya hilang. Ia tetap menunjukkan:
-
Kontrol bola yang baik
-
Kemampuan membawa bola di ruang sempit
-
Visi permainan yang terlihat dalam beberapa build-up
Namun semua itu belum cukup untuk menutupi fakta bahwa ia belum memberi output nyata dalam angka.
Masih Punya Waktu untuk Bangkit
Wirtz masih sangat muda dan kompetisi masih panjang. Dengan penyesuaian taktik yang tepat dan meningkatnya koneksi dengan para penyerang, peluang baginya untuk bangkit sangat besar. Kreativitasnya tetap menjadi aset utama yang bisa menjadi pembeda ketika Liverpool menemukan kembali identitas permainannya.
