Isu politik kembali merembet ke dunia sepak bola internasional. Kali ini, Qatar disebut ikut turun tangan memberi tekanan kepada UEFA dengan tujuan agar Timnas Israel dijatuhi hukuman berupa larangan tampil di ajang Piala Dunia 2026.
Latar Belakang Desakan Qatar
Sebagai salah satu negara yang vokal terhadap isu konflik di Timur Tengah, Qatar kerap menggunakan jalur diplomasi internasional untuk menyuarakan sikapnya. Tidak hanya di ranah politik, pengaruh Qatar juga terasa kuat dalam olahraga, terutama setelah sukses menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.
Menurut laporan media internasional, Qatar mendorong UEFA agar mengambil sikap tegas terhadap Israel. Tekanan ini dikaitkan dengan pandangan bahwa sepak bola seharusnya tidak terlepas dari tanggung jawab moral atas konflik yang sedang berlangsung.
Tekanan terhadap UEFA dan FIFA
Desakan Qatar bukan hanya soal simbolik. Sebagai salah satu negara dengan pengaruh finansial besar di dunia sepak bola, sikap Qatar berpotensi memberi tekanan terhadap UEFA bahkan FIFA.
Namun, langkah ini juga menimbulkan pertanyaan besar: apakah wajar jika isu geopolitik langsung dijadikan dasar untuk mengeluarkan sebuah negara dari kompetisi terbesar di dunia?
Pro dan Kontra di Dunia Sepak Bola
Desakan Qatar memunculkan perdebatan luas.
-
Pihak yang mendukung menilai Israel memang seharusnya mendapat sanksi atas situasi politik yang terjadi.
-
Sebaliknya, banyak yang menilai sepak bola harus dijauhkan dari intervensi politik, karena FIFA selama ini selalu menekankan prinsip netralitas olahraga.
Penutup
Sampai saat ini, UEFA dan FIFA belum memberikan tanggapan resmi terkait desakan Qatar. Namun jelas, isu larangan tampil bagi Timnas Israel di Piala Dunia 2026 telah menjadi polemik global yang melibatkan politik, diplomasi, dan olahraga dalam satu panggung besar.
Apakah FIFA akan tunduk pada tekanan politik atau tetap menjaga netralitas olahraga? Jawaban itu akan sangat menentukan wajah Piala Dunia 2026.