Nama besar Zinedine Zidane kembali menjadi sorotan, kali ini lewat langkah mengejutkan sang putra yang memutuskan pindah kewarganegaraan sepak bola. Keputusan ini membuka jalan baginya untuk memperkuat Timnas Aljazair dengan target ambisius tampil di Piala Dunia 2026.
Darah Aljazair dari Sang Legenda
Seperti diketahui, Zinedine Zidane lahir dari keluarga imigran Aljazair yang menetap di Prancis. Meski sang legenda memilih membela Les Bleus hingga meraih Piala Dunia 1998, akar keluarga Zidane tetap kuat di tanah kelahiran orang tuanya. Hal itu pula yang menjadi alasan utama mengapa sang putra akhirnya memilih jalur berbeda.
Kesempatan Lebih Besar di Level Internasional
Bersaing masuk ke tim nasional Prancis bukanlah hal mudah, mengingat skuad Les Bleus dipenuhi pemain bintang di hampir setiap posisi. Dengan pindah kewarganegaraan, peluang tampil reguler di level internasional jauh lebih terbuka bersama Aljazair, sekaligus membawa ambisi besar untuk tampil di Piala Dunia 2026 di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.
Reaksi Publik dan Media
Keputusan ini langsung mendapat sorotan luas, baik di Prancis maupun Aljazair. Media Aljazair menyambut positif langkah tersebut, menyebutnya sebagai “kembali ke akar” yang penuh makna historis. Di sisi lain, sebagian fans Prancis menyayangkan keputusan itu karena merasa talenta keluarga Zidane seharusnya tetap berkontribusi untuk Les Bleus.
Dampak bagi Timnas Aljazair
Kehadiran putra Zidane dinilai bisa memperkuat lini tengah tim. Dengan gaya bermain yang mirip sang ayah—tenang, visioner, dan cerdas—ia diharapkan mampu menjadi motor serangan sekaligus memberi pengalaman berharga bagi generasi baru Aljazair.
Menuju Piala Dunia 2026
Aljazair sendiri masih harus berjuang di babak kualifikasi zona Afrika yang dikenal kompetitif. Namun, dengan tambahan energi dari pemain baru ini, peluang mereka diyakini semakin besar. Jika sukses lolos, maka Piala Dunia 2026 bisa menjadi ajang debut spektakuler bagi putra Zidane.
Kesimpulan
Langkah berani putra Zinedine Zidane pindah kewarganegaraan menegaskan bahwa sepak bola modern bukan hanya tentang bakat, tetapi juga tentang identitas, peluang, dan pilihan pribadi. Kini, mata dunia menantikan apakah keputusannya bersama Aljazair akan membuka jalan menuju panggung terbesar sepak bola dunia: Piala Dunia 2026.