Premier League adalah kasta tertinggi dalam sistem liga sepak bola Inggris, dikenal sebagai liga paling kompetitif dan populer di dunia. Diikuti oleh 20 klub papan atas, liga ini menyuguhkan drama sepak bola setiap pekan dan menjadi panggung utama bagi para pemain bintang dari berbagai belahan dunia.
Namun, musim 2024/2025 ini menjadi cerminan perubahan besar bagi Manchester United (MU). Klub yang dulu begitu dominan di era Sir Alex Ferguson kini justru mulai kehilangan taji di kancah domestik. Bukannya bersaing di papan atas Premier League, Setan Merah kini lebih banyak fokus pada perjuangan mereka di Liga Europa.
MU saat ini hanya duduk di papan tengah klasemen Premier League dan berjarak cukup jauh dari zona Liga Champions. Performa yang tak konsisten, cedera pemain kunci, serta transisi taktik dari pelatih baru membuat mereka kesulitan menembus empat besar. Akibatnya, peluang realistis MU untuk meraih trofi musim ini hanya tersisa di pentas Eropa.
Semifinal Liga Europa kini menjadi harapan besar bagi para pendukung MU. Sebuah jalan pintas menuju trofi dan tiket otomatis ke Liga Champions musim depan. Tapi tetap saja, bagi klub sekelas Manchester United, fakta bahwa mereka kini lebih sibuk menatap Liga Europa ketimbang bersaing di Premier League, menjadi sebuah pengingat akan betapa jauhnya mereka telah melenceng dari standar kejayaan.
Premier League memang tak mengenal ampun. Klub sekelas MU pun bisa tergelincir jika kehilangan arah. Tantangannya kini bukan hanya soal mengejar trofi, tetapi juga mengembalikan reputasi dan mental juara.