Manchester United terus berusaha membenahi lini serang mereka jelang musim baru. Setelah performa mengecewakan musim lalu, perhatian kini tertuju pada striker muda asal Slovenia, Benjamin Šeško, yang digadang-gadang sebagai calon bintang masa depan. Namun, pertanyaan besar muncul: apakah keberadaan Rasmus Højlund justru membuat MU kesulitan mendatangkan Šeško?
Ketajaman Højlund Dipertanyakan
Musim lalu, Rasmus Højlund yang direkrut dengan ekspektasi tinggi dari Atalanta hanya mampu mencetak 4 gol di Premier League. Meski tampil menjanjikan di Liga Champions, kontribusinya di liga domestik dinilai belum cukup untuk menjadi andalan utama.
Hasilnya, MU kini mencari striker baru yang lebih konsisten, kuat dalam duel udara, dan memiliki penyelesaian akhir yang mematikan. Nama Benjamin Šeško pun masuk radar utama.
Mengapa Šeško?
Šeško memiliki atribut fisik dan teknik yang mengesankan. Ia tinggi, kuat, dan mampu mencetak gol dari berbagai situasi. Penampilannya di RB Leipzig musim lalu membuat banyak klub Eropa kepincut. Manchester United melihatnya sebagai solusi jangka panjang — striker muda yang bisa tumbuh menjadi andalan seperti dulu mereka punya Ruud van Nistelrooy atau Robin van Persie.
Højlund Jadi Penghalang atau Peluang?
Keberadaan Højlund menciptakan dilema unik:
1. Masalah Rotasi
Jika Šeško datang, siapa yang akan menjadi striker utama? Dua pemain muda di posisi yang sama bisa memicu persaingan, tapi juga menimbulkan potensi konflik soal waktu bermain.
2. Strategi Finansial
MU sedang berhati-hati dalam pengeluaran. Dengan Højlund yang belum maksimal, klub harus menimbang ulang apakah wajar mengeluarkan dana besar lagi untuk posisi yang sama. Namun, jika Højlund dijual atau dipinjamkan, dana tersebut bisa digunakan untuk menebus Šeško.
3. Psikologi Pemain
Kehadiran striker baru bisa memengaruhi mental Højlund. Di usia muda, tekanan untuk bersaing bisa jadi bumerang jika tak dikelola dengan baik. MU tentu tak ingin membunuh karier dua talenta sekaligus.
Persaingan Panas
Manchester United bukan satu-satunya klub yang mengincar Šeško. Klub-klub Premier League lain seperti Newcastle juga serius mengajukan tawaran. Dalam kondisi ini, kejelasan proyek dan rencana tim akan sangat menentukan pilihan sang pemain.
Šeško sendiri dikabarkan lebih tertarik bermain untuk klub dengan visi jangka panjang dan reputasi besar. Namun jika MU tidak mampu memberi jaminan waktu bermain atau kestabilan tim, bukan tidak mungkin Šeško akan melirik opsi lain.
Kesimpulan
Apakah Højlund menjadi alasan utama MU kesulitan mendapatkan Šeško? Jawabannya: tidak sepenuhnya. Justru Højlund menjadi bagian dari dilema internal MU — antara mempertahankan investasi lama atau mengambil risiko baru. Yang jelas, jika MU gagal membawa Šeško karena ragu menyingkirkan Højlund, mereka bisa kehilangan satu lagi peluang emas membangun masa depan yang lebih tajam di lini depan.
MU kini berada di persimpangan: mempertahankan harapan lama atau mulai lembaran baru?