Dalam sejarah panjang Piala Dunia Antarklub, dominasi klub-klub Eropa nyaris tak terbantahkan dalam satu dekade terakhir. Namun, ada satu momen ikonik yang masih dikenang hingga kini — ketika Corinthians dari Brasil menjadi klub non-Eropa terakhir yang menjuarai ajang bergengsi ini pada tahun 2012.
Bertempat di Yokohama, Jepang, Corinthians berhasil mencatatkan sejarah dengan mengalahkan Chelsea 1-0 di partai final. Gol semata wayang dicetak oleh Paolo Guerrero, striker asal Peru, melalui sundulan tajam yang mengejutkan pertahanan The Blues.
Bukan hanya hasil akhir yang mengejutkan, tapi cara Corinthians bermain dengan penuh determinasi dan organisasi pertahanan yang solid menjadi faktor kunci kemenangan mereka. Mereka berhasil menahan gempuran pemain top Chelsea seperti Juan Mata, Eden Hazard, dan Fernando Torres. Kiper Cássio, yang tampil gemilang malam itu, bahkan dinobatkan sebagai Man of the Match.
Dengan kemenangan ini, Corinthians menjadi juara dunia untuk kedua kalinya, setelah sebelumnya meraih gelar perdana pada edisi perdana turnamen tahun 2000. Sejak saat itu, belum ada lagi klub dari luar Eropa yang mampu menembus dominasi raksasa-raksasa seperti Real Madrid, Bayern Munich, atau Manchester City.
Makna Kemenangan bagi Sepak Bola Amerika Selatan
Kemenangan Corinthians bukan hanya milik Brasil, tapi juga seluruh Amerika Selatan. Gelar tersebut menjadi simbol bahwa sepak bola dari kawasan CONMEBOL masih bisa bersaing di panggung dunia, meski secara finansial tertinggal dari klub-klub Eropa.
Saat ini, dominasi Eropa di Piala Dunia Antarklub terasa begitu masif, terutama dengan sistem baru yang akan melibatkan lebih banyak tim dari UEFA. Namun, kisah Corinthians 2012 tetap menjadi inspirasi bahwa dengan semangat dan kolektivitas, kejutan masih bisa terjadi.